Pemimpin
“Idaman” Rakyat Indonesia
Oleh: Asep Agung,S.Pd
Setiap
manusia pada hakikatnya dilahirkan menjadi seorang pemimpin, setidaknya dia
mampu memimpin dirinya sendiri. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tulus
dalam melaksanakan tugasnya, arif dalam memutuskan suatu perkara, amanah dalam
menyampaikan, cerdas dalam bertindak, dan peduli terhadap rakyatnya atau yang
dipimpinnya. (coba lihat Alquran Surat Albaqarah ayat 30)
Seperti
yang kita tahui, Indonesia merupakan negara seribu pulau yang dimana terdapat berbagai
macam suku, adat, bahasa dan agama serta merupakan penduduk ke empat terpadat
di dunia. Dengan demikian menjadi seorang pemimpin di Indonesia itu sangat
sulit karena menjadi pemimpin di Indonesia ia harus mampu menjaga keberagaman
agar tetap bersatu dan damai. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria pemimpin idaman
rakyat Indonesia :
1. Jujur
Mempunyai integritas yang tinggi dan selalu berusaha
untuk tidak berbuat suatu kesalahan yang dapat menghilangkan rasa kepercayaan
ummat atau kaumnya terhadapnya.
2.
Amanah
Berarti dapat dipercaya. Dapat dipercaya dalam setiap
perkataan atau pun dalam setiap perbuatannya dan selalu istiqomah dalam
mengemban amanahnya.
3.
Cerdas
Maksud cerdas di sini adalah mempunyai
pengetahuan/intelektual yang tinggi dan selalu bersikap profesional dalam
menghadapi setiap masalah.
4.
Menjalin kerjasama
Kita ingat bahwa khalifah Abu Bakar Shiddiq pernah
berkata dalam pidatonya, “...jika aku benar, maka bantulah aku...” dalam hal
ini tercermin juga akhlak seorang pemimpin yang harus dimiliki yakni siap,
bahkan mengharapkan kerjasama dari semua pihak, dan jika kita telaah lagi seorang
pemimpin itu harus siap dikritik dan diberikan saran oleh rakyatnya.
5.
Mampu memenuhi hak-hak rakyatnya
Kalimat ini sering diabaikan oleh pemimpin kita,
seharusnya setiap pemimpin harus mampu memenuhi hak-hak rakyat yang
dipimpinnya, bahkan bila hak-hak mereka dirampas oleh orang lain, maka seorang
pemimpin itu akan berusaha untuk mengembalikan kepadanya. Dan seharusnya
janji-janji seorang pemimpin harus ditepati tidak hanya menjadi serangkaian
kata indah dalam pidatonya tetapi harus dibuktikan oleh perbuatannya sehingga
hak-hak rakyat menjadi terpenuhi.
6.
Tidak mementingkan diri sendiri dan
kepentingan partai yang mengusungnya
Kita ingat kembali kisah Khalifah Umar bin Khattab,
dalam bekerja di luar kantor Khalifah Umar tidak pernah menyalakan lampunya dan
bahkan pakaiannya pun sangat sederhana, karena khalifah Umar lebih mementingkan
rakyat ketimbang dirinya sendiri. Hal ini mengajarkan kepada kita selaku calon
pemimpin untuk hidup sederhana dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
7.
Menunjukkan ketaatan kepada Allah
SWT
Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang mengarahkan
rakyatnya untuk mentaati Allah Swt dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, iapun harus menunjukkan
ketaatan yang sesungguhnya. Namun bila seorang pemimpin tidak menunjukkan
ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka rakyatpun tidak memiliki kewajiban
untuk taat kepadanya. Dengan demikian seorang peimpin tidak hanya cerdas dalam
berpikir tetapi cerdas pula dalam menggiring rakyatnya juga dirinya untuk
selalu taat kepada-Nya.
Sumber:
Idris Djauhari, Mohammad, Sejarah Kebudayaan Islam “Khulafaaur
Rasyidin”, Prenduan AL-AMIENprinting
0 komentar:
Posting Komentar